Resep Ayam Saus Coklat (Slow Cooker)
Saat ini setelah dipikir-pikir, saya merasa memiliki apartemen lebih banyak susahnya dibandingkan manfaatnya. Terutama karena apartemen tersebut tidak ditempati, sementara biaya abunemen listrik dan maintenance gedung terus berjalan. Saya membeli apartemen ini sekitar tiga tahun yang lalu, ukurannya hanya 34 meter persegi. Sebuah apartemen dua kamar yang terletak di Jakarta Timur. Waktu itu saya membelinya karena panggilan jiwa, usia sudah semakin menua namun belum memiliki properti sebutirpun.
Rumah yang saya tempati sekarang adalah milik adik saya, Wiwin, yang begitu baik hatinya mengijinkan saya tinggal disana bertahun-tahun lamanya. Saya tahu, suatu saat rumah tersebut diperlukan pemiliknya, dan saya harus pergi. Nah apartemen tersebut adalah solusi jika sewaktu-waktu harus angkat kaki. Jaraknya tidak jauh dari kantor, terletak dipusat kota, mudah dijangkau kendaraan umum dan memiliki mall sendiri. Semua fasilitasnya cukup buat single seperti saya yang tidak memiliki kebutuhan 'neko-neko' kecuali memasak dan ngeblog. Oke, saya akui hobi memasak mungkin kurang bisa tersalurkan jika tinggal di apartemen, dapurnya hanya secuplik dan lebih pas jika memasak makanan simple seperti mi rebus atau telur dadar. Tapi hey, bukahkah kondisi itu akan membuat otak saya berpikir keras mencari resep praktis a la apartemen? Saya bahkan sudah berpikir hendak nge-vlog ketika stay disana. Itu adalah ide awalnya.
Rumah yang saya tempati sekarang adalah milik adik saya, Wiwin, yang begitu baik hatinya mengijinkan saya tinggal disana bertahun-tahun lamanya. Saya tahu, suatu saat rumah tersebut diperlukan pemiliknya, dan saya harus pergi. Nah apartemen tersebut adalah solusi jika sewaktu-waktu harus angkat kaki. Jaraknya tidak jauh dari kantor, terletak dipusat kota, mudah dijangkau kendaraan umum dan memiliki mall sendiri. Semua fasilitasnya cukup buat single seperti saya yang tidak memiliki kebutuhan 'neko-neko' kecuali memasak dan ngeblog. Oke, saya akui hobi memasak mungkin kurang bisa tersalurkan jika tinggal di apartemen, dapurnya hanya secuplik dan lebih pas jika memasak makanan simple seperti mi rebus atau telur dadar. Tapi hey, bukahkah kondisi itu akan membuat otak saya berpikir keras mencari resep praktis a la apartemen? Saya bahkan sudah berpikir hendak nge-vlog ketika stay disana. Itu adalah ide awalnya.
Saya sangat bersyukur dibantu oleh keluarga ketika membeli apartemen tersebut. Tanpa bantuan mereka, saya tidak akan pernah bermimpi membelinya secara cash. Tapi saya akui, sejak awal saya tidak pernah 'sreg' tinggal di apartemen. Sejak dulu saya selalu bermimpi, jika punya rumah sendiri maka rumah tersebut haruslah landed house dengan halaman yang luas dimana saya bisa bercocok tanam dan menyalurkan hobi berkebun. Sejak kecil, hati saya selalu terpanggil untuk dekat dengan alam. Dulu nenek saya di kampung memiliki kebun pisang luas dihalaman belakang. Kebun tersebut dialiri selokan kecil yang penuh terisi air ketika hujan turun deras. Selain pisang dan kelapa, kebanyakan hanya tanaman liar yang tumbuh disana tapi saya justru melihat keindahan dalam kesemrawutan itu. Apalagi ketika hujan baru saja berhenti, tanah basah dan tetes air menutupi setiap helai daun, semua terasa indah dan dalam keheningan kebun amburadul itu saya menemukan kedamaian.
Tapi memiliki apartemen tentu saja bisa menjadi sebuah investasi jangka panjang sekaligus destinasi alternatif ketika harus pindah. Jadi saya lantas meminta sebuah agen dekorasi yang membuka kios disekitar apartemen untuk mendekor bagian dalamnya, sehingga si apartemen kini menjadi full furnished. Selama hampir dua tahun lamanya, apartemen tersebut kosong. Setiap bulan saya membayar langganan listrik dan air, dan setiap 6 bulan membayar maintenance bulanan yang lumayan bikin kantong semakin jebol. Akhirnya, dua bulan lalu saya putuskan untuk menerima penyewa.
Tapi memiliki apartemen tentu saja bisa menjadi sebuah investasi jangka panjang sekaligus destinasi alternatif ketika harus pindah. Jadi saya lantas meminta sebuah agen dekorasi yang membuka kios disekitar apartemen untuk mendekor bagian dalamnya, sehingga si apartemen kini menjadi full furnished. Selama hampir dua tahun lamanya, apartemen tersebut kosong. Setiap bulan saya membayar langganan listrik dan air, dan setiap 6 bulan membayar maintenance bulanan yang lumayan bikin kantong semakin jebol. Akhirnya, dua bulan lalu saya putuskan untuk menerima penyewa.
Seharusnya sejak dua tahun yang lalu saya menyewakan apartemen tersebut, tetapi rasa sayang dengan aneka perabotan baru yang belum pernah digunakan, lebih dominan. Beberapa teman yang pernah berurusan dengan sewa menyewa apartemen berbagi cerita horror mengenai kondisi rusak dan biaya renovasi yang besar, jiwa pelita hati saya pun timbul. Daripada pusing memikirkan kerusakan, lebih baik dibiarkan saja kosong, padahal itu berarti biaya bulanan yang harus keluar sendiri dari kocek. Tapi kini saya berubah pikiran. Rumah cicilan di Cilebut sudah serah terima sejak awal tahun ini, saya berpikir untuk nekat tinggal disana. Walau jaraknya jauh, walau harus berdesak-desakan di kereta, walau harus penuh perjuangan ke kantor, walau kondisi sekitar rumah masih sepi, walau bagian dapur harus direnovasi, walau ini, walau itu, dan banyak sekali hal kalut yang masuk dalam kepala saya, tapi saya sudah putuskan akan tinggal disana. Setidaknya rumah tersebut memiliki halaman cukup luas (karena posisinya di hook), jadi saya bisa mulai bertanam sayur-mayur. Itu adalah ide berikutnya.
Walau sudah diiklankan, dan bekerja sama dengan agen yang menjadi broker urusan sewa menyewa, tidak ada yang berminat untuk menyewa. Waktu berlalu, bulan lalu tiba-tiba saya dikontak si broker, "Bu, ada yang mau sewa apartemennya, bayarnya bulanan. Tapi penyewa minta dilengkapi dengan TV dan kulkas 2 pintu." Argh! Biaya tambahan baru lagi yang harus saya keluarkan dan membuat kepala nyut-nyutan. Tetapi sewa-menyewa apertemen full furnished memang brutal. Begitu banyak apartemen kosong yang ditawarkan dan masing-masing pemilik 'jor-joran' mempercantik dan melengkapi apartemen mereka. Jadi walau berat dan sedang bokek, terpaksa sebagian reksadana saya cairkan. Lima juta pun melayang untuk membeli TV 32 inch dan kulkas dua pintu. Nah penderitaan ini ternyata belum berakhir, si penyewa yang katanya akhir bulan lalu akan masuk tiba-tiba membatalkan dan hilang kabarnya, padahal TV dan kulkas sudah nangkring disana. Saking kesalnya saya bahkan sampai beriklan disebuah situs jual rumah, dan memasang iklan menjual. Yep, lebih baik dijual saja, daripada menjadi sumber pengeluaran.
Minggu ini, saya mendapat WA dari broker, kali ini pesannya, "Bu, ada yang mau sewa, langsung 6 bulan, tapi minta wall paper dipasang semua," saya menghela nafas berat. "Beneran bakalan nyewa nggak? Ntar sudah dipasang dan keluar biaya, dibatalkan lagi," cetus saya kesal. "Kali ini beneran Bu, orangnya sudah siap bayar. Dia bilang bisa lanjut 1 tahun." Okeh deh kakak, saya pun kemudian menginstruksikan pemasangan wall paper. Semoga saja kali ini benar-benar jadi, kalau tidak alamak! Tobat dah.
Sekarang menuju ke resep ayam saus coklat kali ini. Resep dengan slow cooker sebenarnya kalau mau dieksplorasi tak terhingga banyaknya. Satu hal yang saya suka memasak dengan alat ini adalah semua bahan cukup diceburkan menjadi satu kedalam panci, dan dibiarkan hingga matang. Tidak perlu ditengok-tengok dalam waktu tertentu, selama air cukup maka makanan tidak akan gosong. Cocok untuk si pemalas seperti saya yang lebih suka menunggu makanan matang dengan tidur-tiduran di kasur, daripada sport jantung akibat kelupaan mematikan kompor. Nah ayam di resep bisa juga digantikan dengan daging sapi, hidangan ini biasanya disebut dengan pot roast. Bedanya, jika pot roast biasanya daging sapi ditumis sebentar didalam panci diatas kompor, kemudian daging dimatangkan dengan memasukkan panci kedalam oven. Hidangan ini paling tokcer disantap dengan kentang rebus atau kentang tumbuk, side dish-nya berupa sayuran rebus seperti wortel, buncis, brokoli atau kembang kol. Makanan kemudian dikucurkan dengan saus coklat dari kaldu rebusan yang gurih, menjadi hidangan sedap dan mengenyangkan.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Ayam Saus Coklat (Slow Cooker)
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 4 porsi
Tertarik dengan resep slow cooker lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Sup Iga Sapi Sawi Asin dengan Slow Cooker
Slow Cooker Apple Butter
Spaghetti Meatballs Keju dengan Saus Tomat Homemade
Bahan dan bumbu ayam:
Sup Iga Sapi Sawi Asin dengan Slow Cooker
Slow Cooker Apple Butter
Spaghetti Meatballs Keju dengan Saus Tomat Homemade
Bahan dan bumbu ayam:
- 1 ekor ayam negeri yang gemuk (besar)
- 1 sendok makan mentega untuk menumis
- 1 buah bawang bombay, cincang kasar
- 4 siung bawang putih, cincang halus
- 250 ml air
- 2 sendok makan kecap Inggris (Worcestershire sauce)
- 2 sendok makan kecap asin
- 1 sendok makan gula palem bubuk
- 1 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1/4 buah pala, diparut/dihaluskan
- 5 butir cengkeh
- 1 batang kayu manis
- 4 buah kapulaga
- 1 1/2 sendok teh garam
- 1 1/2 sendok makan tepung maizena, larutkan dengan 100 ml air
Bahan dan bumbu kentang tumbuk:
- 3 - 4 buah kentang ukuran besar (600 gram), kupas dan rebus hingga lunak
- 150 ml krim kental/heavy whipping cream
- 1 sendok makan mentega, dicairkan
- 50 gram keju cheddar parut
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok teh garam
- daun peterseli cincang, secukupnya
Cara membuat:
Siapkan ayam utuh, gosok permukaan dan rongga dalam perut ayam dengan 3 sendok makan garam. Cuci bersih, tiriskan. Masukkan ayam ke dalam panci slow cooker. Sisihkan.
Siapkan panci, panaskan 1 sendok makan mentega. Tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum dan matang, angkat. Tuangkan tumisan ke dalam panci slow cooker berisi ayam, masukkan air, kecap Inggris, kecap asin, pala, gula palem, merica, kapulaga, cengkeh, kayu manis dan garam. Tutup panci, set di posisi 'high' dan masak selama minimal 3 jam hingga ayam matang. Tiriskan ayam dari kuahnya. Sisihkan.
Siapkan panci, panaskan 1 sendok makan mentega. Tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum dan matang, angkat. Tuangkan tumisan ke dalam panci slow cooker berisi ayam, masukkan air, kecap Inggris, kecap asin, pala, gula palem, merica, kapulaga, cengkeh, kayu manis dan garam. Tutup panci, set di posisi 'high' dan masak selama minimal 3 jam hingga ayam matang. Tiriskan ayam dari kuahnya. Sisihkan.
Membuat saus coklat:
Tuangkan kuah rebusan ayam ke panci bekas menumis bumbu. Masak hingga saus mendidih, tambahkan larutan maizena bertahap hingga tercapai kekentalan yang diinginkan. Cicipi rasa saus, sesuaikan garamnya. Jika saus terlalu kental tambahkan sedikit air panas, dan jika terlalu encer tambahkan larutan tepung maizena. Angkat, sisihkan.
Membuat kentang tumbuk:
Masukkan kentang rebus ke mangkuk, hancurkan dengan garpu hingga lumat. Masukkan merica, garam, mentega cair dan krim kental, kocok dengan mikser speed rendah hingga teksturnya lembut, halus dan menggumpal. Tambahkan keju dan daun peterseli cincang, kocok hingga smooth. Cicipi rasanya, sesuikan asinnya. Jika kentang terlalu pekat bisa menambahkan porsi krim kental.
Sajikan ayam dengan kucuran saus coklat dan kentang tumbuk.
Comments
Post a Comment