Resep Masakan Lombok

 di Jawa sejak jaman baheula dan kini bahkan semakin ngetrend sejak veganisme bergaung dim Resep Jangan Lombok

Tempe dan tahu, dua protein lauk yang menjadi staple food di Jawa sejak jaman baheula dan kini bahkan semakin ngetrend sejak veganisme bergaung dimana-mana. Dulu ketika masih tinggal di Tanjung Pinang, seingat saya kedua lauk ini tak pernah muncul di meja makan. Ibu saya tidak pernah menyajikannya. Melimpahnya hasil laut seperti ikan dan seafood lainnya dengan harga yang sangat terjangkau membuat dua olahan kedelai ini tak pernah masuk kedalam list menu sehari-hari. Tapi setelah kami pindah ke Paron, Jawa Timur, maka tempe dan tahu seakan tak pernah absen. Harganya yang murah sebenarnya menjadi alasan utama mengapa kedua lauk ini menjadi pilihan utama ibu rumah tangga yang ingin tetap bisa menghadirkan makanan sehat dengan rasa lezat. Selain itu, makanan ini juga sangat fleksibel diolah menjadi beragam jenis masakan.

Walau kini tempe dan tahu perannya bergeser bukan sebagai lauk utama lagi melainkan hanya sebagai snack atau side dish, tapi dulu kedua makanan ini adalah lauk utama di rumah kami. Nenek saya, Mbah Wedhok, setiap hari akan menyediakan tempe atau tahu goreng, sayur asem atau sayur sop dan secobek sambal terasi atau sambal tomat. Sesekali makanan ini akan terasa luar biasa sedap, bahkan hingga kini masih sering saya cari, tapi tidak jika disantap setiap hari. Membuka tudung saji dan bertemu tempe goreng adalah pengalaman yang sama sekali tidak mengesankan. Kecuali jika saat itu perut benar-benar didera rasa lapar yang luar biasa. 😂


 di Jawa sejak jaman baheula dan kini bahkan semakin ngetrend sejak veganisme bergaung dim Resep Jangan Lombok
 di Jawa sejak jaman baheula dan kini bahkan semakin ngetrend sejak veganisme bergaung dim Resep Jangan Lombok

Mbah tentu saja punya seribu satu macam cara untuk menyajikan tempe dan tahu sebagai lauk. Mulai dari digoreng, dibacem, bothok, pepes, aneka tumisan, kering tempe tahu, dilumatkan dan digoreng menjadi lentho (sejenis perkedel), hingga disayur. Nah sayur yang paling sering muncul adalah jangan lombok alias sayur cabai. Kakek saya, Mbah Lanang, penggemar berat jangan lombok. Tidak perlu menambahkan lauk lainnya, cukup nasi panas yang diguyur dengan jangan lombok yang pedas dan gurih sudah mampu membuatnya makan berpiring-piring. Murah meriah, mudah dibuat dan praktis karena lauk plus sayur diceburkan dalam satu panci. Bagi orang dewasa masakan ini terasa super lekker, dan di Paron menjadi hidangan yang sangat populer. Masakan ini menjadi pilihan utama para Ibu-Ibu dan menjadi salah satu yang diperbincangkan kala mereka sedang duduk-duduk sore di teras. "Masak opo dino iki?" Yang artinya 'Masak apa hari ini?' Jawabannya sudah bisa ditebak, "Jangan lombok ijo karo pete, sedep tenan," jika diterjemahkan berarti, 'Jangan lombok ijo dengan petai, enak banget."


 di Jawa sejak jaman baheula dan kini bahkan semakin ngetrend sejak veganisme bergaung dim Resep Jangan Lombok
 di Jawa sejak jaman baheula dan kini bahkan semakin ngetrend sejak veganisme bergaung dim Resep Jangan Lombok

Tapi bagi bocah berusia 8 hingga 11 tahun, maka jangan lombok adalah musibah. Saking seringnya disajikan setiap hari, maka jangan lombok yang seharusnya menggugah selera makan berubah menjadi bencana. Begitu bencinya saya ketika datang ke meja - tempat Mbah meletakkan aneka lauk dan sayur - dan bertemu jangan lombok disana. Begitu inginnya saya menjerit sekencang-kencangnya tapi takut jika ujungnya nanti justru diomelin dan diberikan ceramah berjam-jam mengenai bersyukur. Tapi swear, hingga duduk dibangku kuliah saya menghindar masakan ini seperti seekor kambing yang anti dengan air. Apa enaknya jangan lombok? Isinya hanya tempe tahu, kentang dan segambreng cabai hijau. Itu adalah pikiran saya dulu. 

Tapi kini semua itu berubah, jangan lombok adalah salah satu sayur atau lauk favorit dan mampu membuat saya menghabiskan nasi berpiring-piring terutama jika ditambahkan petai, sedikit tetelan daging sapi dan memiliki cita rasa super pedas. Berbeda dengan sayur lodeh dimana santan yang agak encer justru membuat rasanya lebih segar, maka jangan lombok yang sedap menurut saya harus sedikit kental kuahnya. Jika semua itu dikolaborasikan maka jangan lombok yang sederhana menjadi super gurih dan nendang!


 di Jawa sejak jaman baheula dan kini bahkan semakin ngetrend sejak veganisme bergaung dim Resep Jangan Lombok
 di Jawa sejak jaman baheula dan kini bahkan semakin ngetrend sejak veganisme bergaung dim Resep Jangan Lombok

Saat bulan puasa lalu setelah bertahun-tahun tak pernah mencicipi masakan ini lagi, saya tiba-tiba begitu craving menyantapnya bersama nasi segambreng. Sepulang kantor kala bedug belum berbunyi tanda berbuka, saya pun pontang-panting mempersiapkan semua bahan jangan lombok. Tidak susah, hanya ribet mengiris cabai hijau segambreng. Karena benar-benar ingin rasanya sesedap seperti dulu ketika Ibu atau Mbah membuatnya saya menggunakan kelapa segar yang dibeli di supermarket di sebelah kantor. Tidak memiliki parutan kelapa, akhirnya sebutir kelapa ini saya blender bersama air dan peras hingga menjadi santan kental segar. Malam itu ketika berbuka puasa, akhirnya rasa 'ngidam' akan jangan lombok terpuaskan, rasanya menurut saya lebih sedap dibandingkan yang dibuat Mbah Wedhok dulu karena versi ini menggunakan tetelan sapi dan ebi.😅

Berikut resep dan prosesnya ya.


 di Jawa sejak jaman baheula dan kini bahkan semakin ngetrend sejak veganisme bergaung dim Resep Jangan Lombok

Jangan Lombok
Resep modifikasi dari Ibu saya

Untuk 5 porsi


Bahan:
- 300 gram daging sapi berlemak, potong kecil
- 500 ml air
- 2 butir kentang besar, potong dadu
- 250 gram tempe, potong dadu
- 250 gram tahu putih, potong dadu

Bahan dan bumbu lainnya:
- 2 sendok makan minyak untuk menumis
- 8 siung bawang merah, iris tipis
- 5 siung bawang putih, iris tipis
- 8 buah cabai rawit merah, iris serong
- 200 gram cabai hijau keriting, iris serong
- 1 papan petai, kupas dan iris tipis
- 3 cm lengkuas, memarkan
- 4 lembar daun salam
- 3 sendok makan ebi
- 1 liter santan kekentalan sedang
- 1 sendok makan gula pasir
- 1/2 sendok makan garam
- 2 sendok teh kaldu jamur / kaldu bubuk

Cara membuat:


 di Jawa sejak jaman baheula dan kini bahkan semakin ngetrend sejak veganisme bergaung dim Resep Jangan Lombok

Siapkan semua bahan. Goreng tahu hingga setengah matang, permukaannya tampak agak kecoklatan. Angkat dan tiriskan.


 di Jawa sejak jaman baheula dan kini bahkan semakin ngetrend sejak veganisme bergaung dim Resep Jangan Lombok

Siapkan daging sapi, cuci bersih, tiriskan. Masukkan ke dalam panci presto / panci biasa. Tambahkan  500 ml air dan rebus selama 30 menit atau hingga daging menjadi lunak. Jika menggunakan panci biasa maka air rebusan perlu ditambah karena akan berkurang selama proses merebus. Angkat, sisihkan.

Siapkan panci, panaskan 2 sendok makan minyak. Tumis bawang merah, bawang putih, petai dan cabai rawit hingga harum. Masukkan cabai hijau, lengkuas, daun salam dan ebi, tumis hingga cabai layu. Tambahkan kentang, aduk rata. Tuangkan rebusan daging bersama air kaldunya, aduk rata. Masak hingga kentang lunak.


 di Jawa sejak jaman baheula dan kini bahkan semakin ngetrend sejak veganisme bergaung dim Resep Jangan Lombok

Masukkan tempe, tahu, aduk rata. Tuangkan santan, gula, garam dan kaldu bubuk. Aduk, masak dengan api kecil sambil sesekali diaduk hingga kuah mendidih dan santan harum dan matang. Cicipi rasanya, angkat dan sajikan dengan ketupat / lontong. Super yummy!

Comments

Popular posts from this blog

Sup Ikan Jantung Pisang Khas Palu

Keripik Labu Kuning

Cara Membuat Rawon Daging Sapi Spesial