Resep Sambal Terasi
Membuat sambal terasi konon kata orang susah-susah gampang. Di Jawa bahkan jamak jika orang mengatakan, anak gadis yang telah berhasil membuat sambal terasi yang sedap berarti sudah waktunya untuk menikah. Bagi saya sendiri menemukan komposisi pas didalam sebuah cobek sambal terasi memang memerlukan banyak trial dan berkali-kali kegagalan. Saya mempelajarinya dari Ibu yang memang rasa sambal terasi buatannya terasa super duper maknyus. Hingga kini, walau saya cukup pede dengan rasa sambal terasi buatan sendiri, namun buatan tangan Ibu tetap terasa lebih mantap.
Walau bahan-bahan di sambal terasi sangatlah simple, namun jika komposisinya tidak pas maka hasilnya menjadi amburadul. Entah karena garam yang kurang, atau gula yang tidak pas atau rasa terasi yang terlalu dominan, yang jelas selalu ada alasan yang membuat sambal buatan kita terasa hambar, terlalu strong, atau aneh bin ajaib hingga susah untuk digoreskan dalam kata-kata. Deskripsi sambal yang terakhir sudah terlalu sering saya hasilkan, jadi saya mengerti jika ada yang berkomentar, "Rasa sambalnya aneh, nggak jelas." 😏
Ketika duduk dibangku SMA, saya memutuskan memasak adalah pekerjaan yang saya sukai, tapi membuat sambal tidak termasuk didalamnya. Jika berurusan dengan makanan ini maka saya selalu menyerahkannya ke Ibu. Ada rasa tidak pede yang merambati diri setiap kali berurusan dengan sambal, kecuali sambal bawang yang memang super duper mudah. Siapa sih yang tidak bisa membuat sambal bawang? Hah, masih ada yang tidak bisa? Tobat!
Tapi Ibu saya mulai bosan harus mengulek sambal, setiap kali saya ingin menyantap sepanci besar rebusan daun pepaya dan aneka dedaunan hijau lainnya yang saya gemari. Satu hari, saya nekat menceburkan diri kedalam dunia persambelterasian dan membuatnya sendiri. Hasilnya kacau, dan Ibu memberikan komentar ini dan itu, satu tips yang beliau selalu dan selalu berikan adalah, "Jangan takut memasukkan porsi gula dan garam di sambal terasi. Gula dan garam yang terlalu sedikit akan membuat sambal cemplang."
Percobaan pertama membuat saya penasaran, terutama karena saya sangat maniak dengan sambal terasi mentah yang memang sedap menjadi cocolan rebusan sayuran (orang Jawa menyebutnya kulupan). Apalagi akan terasa merepotkan sekali setiap kali menginginkan sambal, saya memerlukan Ibu untuk meracik. Jadi saya pun membuatnya lagi, dan lagi, dan lagi. Untungnya pohon pepaya dibelakang rumah selalu rimbun dengan daun-daun yang hijau segar, dan setiap kali memandangnya air liur saya menetes membayangkan sambal terasi. Entah pada percobaan sambal terasi ke berapa yang membuat saya akhirnya cukup puas dengan hasilnya dan lulus testing Ibu. Kini membuat sambal terasi entah itu versi mentah atau goreng adalah pekerjaan yang sangat mudah, menemukan rasa pas yang mantap pun bukan tantangan susah.
Nah sambal enak sebagaimana tips Ibu saya selain jangan ragu memasukkan gula dan garam adalah porsi pas terasi. Gula jawa/aren memberikan rasa lebih sedap dan warna cantik pada terasi. Untuk terasinya sendiri, gunakan jenis yang berkualitas baik karena bahan ini cukup mempengaruhi rasa sambal yang kita buat. Saya beruntung memiliki stok terasi dari Paron yang dibawakan Ibu berbulan-bulan nan lampau. Terasi Paron berbentuk batangan yang besar dan dijual kiloan, memiliki tekstur padat, moist, berwarna coklat gelap dengan aroma yang strong. Jika sulit menemukan terasi seperti ini maka carilah terasi di supermarket yang dibungkus daun pisang kering, berbentuk batangan dan harganya biasanya lebih mahal dibandingkan terasi dengan merk umum. Terasi tahan berbulan-bulan lamanya didalam kulkas, simpan dalam plastik yang terikat rapat agar aromanya tidak mencemari isi kulkas.
Tips lainnya adalah sedikit rasa asam entah dari asam jawa atau perasan air jeruk nipis atau jeruk limo sangat direkomendasikan. Saya suka mencampurkan keduanya karena asam jawa memberikan rasa lebih sedap dan tekstur kental pada sambal sedangkan jeruk nipis/limo menyumbangkan rasa asam dan aroma segar khas jeruk.
Untuk resep dibawah, saya berusaha memberikan ukuran yang detail namun porsi garam saya kembalikan ke selera masing-masing. Perlu diingat, terasi telah menyumbangkan rasa asin jadi garam mungkin bisa disesuaikan setelah terasi tercampur lumat dengan bahan sambal lainnya. Untuk rasa pedas, sambal terasi ini tidak terlalu pedas, tambahkan cabai rawit untuk rasa pedas yang lebih kuat.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Sambal Terasi
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 5 porsi
Tertarik dengan resep sambal lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Bahan:
- 3 sendok makan minyak untuk menumis
- 25 buah cabai merah keriting (120 gram), potong sepanjang 3 cm
- 50 gram bawang merah (sekitar 5 - 6 siung), rajang tipis
- 15 gram terasi (sekitar 1/2 sendok makan)
- 2 buah tomat merah, belah menjadi 4 bagian
- 35 gram gula jawa, sisir halus
- 1 sd. 1 1/2 sendok teh garam
- 1 sendok makan air asam jawa kental
- 1/2 butir jeruk nipis, peras airnya
*Tambahkan cabai rawit di resep jika kurang pedas.
Cara membuat:
Siapkan wajan, panaskan minyak diwajan. Goreng cabai merah keriting dan bawang merah dengan api sedang hingga matang. Aduk-aduk selama bumbu digoreng agar tidak gosong. Masukkan terasi dan tomat, goreng hingga tomat lunak dan matang.
Angkat dan tuangkan ke cobek, tambahkan gula jawa, dan garam. Tumbuk hingga halus. Masukkan air asam jawa dan air jeruk nipis, aduk rata. Cicipi rasanya, sesuaikan asinnya dan sajikan. Super yummy!
Comments
Post a Comment